Aku langsung dicampakkan dari mimpi
Nyawaku masih bertebaran. Belum genap
Tubuhku tak menuruti kata hati
Hanya tangan yang otomatis menjangkau
Semalaman kopi menyandera mata
Tiada kantuk menghampiri
Ditemani musik dan buku
Kugadangi malam renta kemarau
Kokok ayam pun tak kuindahkan
Ketika fajar sidik di ufuk
Tubuh berbaring mencoba berdamai dengan kantuk
Antara ada dan tiada
Tiba-tiba weker berteriak menjerit mengetuk
Otakku terburai dan mimpiku tercerai berai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar