Jumat, 06 November 2020

SAWAH

Masih ingatkah engkau akan sawah
Ketika gagal panen dan wereng mengusir kita ke lorong kumuh kota

Masih ingatkah engkau akan sawah
Lampu di gang sempit, pojok untuk tawar menawar, memperjualbelikan dosa

Masih ingatkan engkau akan sawah
Dimana tani utun menanam batuan dan menindasnya dengan semen hingga tumbuh menjadi bangunan bertingkat

Masih ingatkah engkau akan sawah
Kupu-kupu jua keluar malam menawarkan pupur murahan dan hisapan satu dua kretek ketengan sebagai pengganti gagal panen

Masih ingatkah engkau akan sawah
Taman-taman kemarau yang semaknya kering, tempat melepas syahwat setelah menikmati semangkuk bakso

Masih ingatkah engkau akan sawah
Galengannya mengirim air ke sudut-sudut kota sehingga menenggelamkannya menjadi kubangan sampah

Masih ingatkah engkau akan sawah
Bu tani menjajakan malam dengan secangkir kopi dan piring-piring penuh berisi jajanan dingin di atas meja purnama

Masih ingatkah engkau akan sawah
Panen terakhir dengan ani-ani di tangan dan matahari menyengat panasnya sehingga keringat membasahi 

Masih ingatkah engkau akan sawah
Tempat angon mimpi-mimpi kita setelah ngarit rumput untuk mengisi bumbung 
tabungan di sentong

Masih ingatkah engkau akan sawah
Dengan membaca langit dan bintang kita mulai menyemai harapan dan menjaganya penuh sabar penuh waktu

Masih ingatkah engkau akan sawah
Tembok tinggi yang memisahkan kita dari tanah leluhur yang telah kita tukar dengan sembako dan sedikit receh

Masih ingatkah engkau akan sawah
Tanah dimana kita masih punya ikatan dengan moyang dengan ibu bumi dengan adat dengan budaya dengan tetangga

Masih ingatkah engkau akan sawah, sahabat? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...