ketika udara tak didatangi hujan
Secangkir kopi
dengan rasa pedesaan yang kuat dan bersahaja
Campuran antara biji kopi belakang rumah, sejumput beras panen pertama,
seruas kelapa tua dan brambang
Disangrai di atas pecahan gerabah
dan ditumbuk oleh si Mbok
di lesung batu dengan alu kayu jati
Disempurnakan oleh sebongkah kecil gula kelapa yang manis gurih dan asin aromanya
Manunggal diantara air panas dan ampas kopi, hingga asapnya meliuk naik di udara
Kebahagiaan lebih, ketika sepiring pisang kepok gorengpun hadir
Nampaknya baru diangkat dari wajan, karena minyaknya masih menetes jatuh di piring dan sedikit kepulan asap melengkapi triumvirat; asap rokok klobot, asap kopi dan asap yang naik dari kuning pisang goreng.
Sore terasa lebih indah dan warna
Seperti pedhet yang menyusu pada induknya
Seperti anak ayam yang berkejaran diseputar kaki induknya
Seperti cempe yang selalu mengekor di kaki belakang induknya
Seperti anak kucing yang bermain dengan ekor induknya
Seperti si Mbok dengan daster di atas mata kaki dengan jilbab yang tidak kuasa menutupi lehernya dan keterampilannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar