Tak dihadapan siapapun
Tidak pula dikelilingi apa-apa
Sambil meram, kuhitung suara hujan
Tak bisa. Selalu kalah dengan tetes air.
Tak mampu, karena hanya menghitung hati
Tempat duduk tak pernah protes
Dinikmati saja suara-suara
Tubuhnya disiram kopi. Kadang dikentuti.
Ketika hujan telah pergi dari senja desa
Aku termenung hilang suara
Kursi hanya diam di tempatnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar