Jumat, 19 Februari 2021

WANITA DAN MALAM

Dilempitnya malam di ketiaknya agar tak rusak susu sebelanga
Sebelumnya dilinting dulu tembakau dan cengkih untuk menepis dingin
Ya, sedikit rayuan juga bisa memanaskan
Ditambah recehan lusuh yang digenggam oleh perut-perut lapar
Setelah uba rampe semua siap, mata sedikit melirik pada pecahan kaca di tembok
Dengan langkah lebar, malam dionceki satu per satu dan dijajalnya tiap lekuk dan tipunya
Dihirup dalam-dalam baunya sehingga memenuhi paru-paru
Disesap semua rasanya lalu dilepeh para durjana yang berusaha menghisap putingnya
Sambil berjalan perlahan, rokok dinyalakan untuk menandai bahwa ia masih kosong

1 komentar:

  1. Puisi ini menghadirkan citra yang kuat dan penuh makna tentang seorang wanita yang mengarungi malam dengan kesadaran dan keberanian. Ada sentuhan realitas kehidupan yang keras, ditampilkan melalui simbol-simbol seperti tembakau, cengkih, pecahan kaca, dan rokok yang menggambarkan kekosongan, namun juga ketahanan.

    Penggunaan metafora seperti "susu sebelanga" dan "putingnya" menunjukkan betapa tubuh wanita seringkali menjadi objek dari dunia yang brutal, sementara "recehan lusuh" menggambarkan ketidakberdayaan namun tetap memberikan kekuatan untuk bertahan.

    Apakah ada inspirasi khusus di balik penulisan puisi ini?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...