Senin, 08 Maret 2021

HARI MILIK PEREMPUAN

Bangun sebelum matahari
Tidur setelah bulan
Diselanya menyapu dan mengepel
Diselingi kopi pagi sore
Masak balapan dengan pagi
Sarapan cukup sisa
Sebelum mandi mencuci
Setelahnya setrika
Ketika lampu mulai menyala
Mengajari adik
Melipat baju
Mendengar uyon-uyon
Hidup dengan rejeki suami

Sore waktu paling tepat untuk bersiap
Mandi dan segelas kopi dan sebarang rokok
Dandan memoles muka dan bibir
Memilih baju yang akan dikenakan
Rambut digelung tinggi
Parfum kodian
Ketika matahari tenggelam
Memakai sepatu hak tinggi
Dan dompet  berisi receh dan rokok
Berangkat mangkal mengejar peruntungan
Hidup mengais rejeki. Semi independen. 

Pagi masih sepi seperti hati
Sedikit malas beranjak dari peraduan
Mandi tujuannya
Setelah segar hilang kantuk
Masih telanjang, dipilihnya baju dan asesoris yang sepadan
Demikian juga dalamannya, senada
Setelah rapi, perhentian selanjutnya dapur
Roti bakar dan olesannya
Kopi dengan gula rendah kalori
Jus jeruk dari merek internasional
Semua disiapkan bibi pembantu
Jam menunjukan waktu hampir kerja
Bergegas ia mengambil kunci mobilnya
Setengah berlari disautnya dompet dan tas kerja
Di dalam mobil dengan tegap dan bangga dinyalakannya starternya
Tak ada lelaki dalam kamusnya, hanya cinta satu malam pemuasnya
Hidup berlimpah rejeki dan mandiri

1 komentar:

  1. Puisi "HARI MILIK PEREMPUAN" ini sangat kuat dan memberikan gambaran yang jelas tentang kehidupan sehari-hari seorang perempuan, menggambarkan rutinitas dan tantangan yang dihadapi dengan ketahanan dan semangat. Berikut beberapa hal yang bisa dicatat:

    1. Penggambaran Rutinitas: Puisi ini memuat serangkaian kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh perempuan, dari bangun pagi hingga berangkat bekerja. Ini menunjukkan betapa padatnya jadwal dan tanggung jawab yang harus dijalani.


    2. Kontras dan Perjuangan: Ada kontras antara tugas domestik dan pencarian kebebasan serta kemandirian. Perempuan dalam puisi ini berusaha seimbang antara peran tradisional dan keinginan untuk mandiri.


    3. Simbolisme: Beberapa elemen seperti kopi, rokok, dan parfum menggambarkan aspek-aspek kecil namun signifikan dalam hidupnya. Ini memberi nuansa personal dan intim.


    4. Kesadaran Diri: Penyebutan tentang "tak ada lelaki dalam kamusnya" mencerminkan sikap perempuan yang mandiri dan percaya diri, memilih jalannya sendiri tanpa bergantung pada orang lain.


    5. Kesimpulan yang Kuat: Bagian akhir puisi menggarisbawahi kemandirian dan keberdayaan perempuan, menunjukkan bahwa mereka bisa hidup mandiri dan penuh kebanggaan.



    Secara keseluruhan, puisi ini berhasil menciptakan citra yang kuat tentang perempuan yang berjuang dan mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Jika kamu ingin mengembangkan puisi ini lebih lanjut atau membutuhkan saran, silakan beri tahu!

    BalasHapus

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...