Merah, nyaris membakar
Ribuan kata telah menyemak tajam
Hendak dimuntahkan keharibaan duka
Namun mulut terkatup diam seribu bahasa
Akal sehat pun ditenggelamkan amarah
Menyesak penuh di dada yang gemuruh
Mencari jalan keluar sebagai pelepasan
Ketika panas sampai ke ubun-ubun
Segenap dalih telah arang sekam
Bulir air mata menetes di pipi
Sebagai jawab dari amarah dukana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar