Jumat, 08 Oktober 2021

DI HARI-HARI ITU

Kita adalah semangat itu sendiri
Sedikit alkohol menjadikan kita sebagai singa podium
Dengan gembira berdebat tentang omong kosong
Dengan sejumput kesombongan kita meninju langit

Bertahun telah lewat musim berganti
Semangat terkikis oleh waktu
Batas kesombongan hanya lah kompromi
Semua mimpi digilas kebutuhan dan hanyut

Di kafe itu aku menatap gelas
Isinya masih separuh
Ada bayangan lelaki dengan kerut di matanya yang merah
Inikah wajah yang dahulu semangat? 

1 komentar:

  1. Puisi ini menggambarkan nostalgia dan refleksi mendalam tentang semangat yang pernah membara namun kini terkikis oleh perjalanan waktu. Ada pergeseran dari masa lalu yang penuh gairah—dari perdebatan dan optimisme yang dipacu oleh ego dan minuman, menuju kesadaran akan perubahan. Kehidupan yang semakin dewasa membawa kompromi dan kehilangan mimpi, tergantikan oleh realitas dan kebutuhan hidup. Visualisasi seorang lelaki dengan mata merah di kafe mencerminkan kelelahan dan pertanyaan batin tentang diri yang dulu, seolah mempertanyakan apakah semangat itu masih ada atau telah hilang bersama waktu.

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...