Merambat di tembok hingga pasi wajah
Rebah di ranjang besi peninggalan emak
Memenuhi ruang secepat kedip mata
Karena datangnya malam gerimis
Di lengannya tiada membawa kantuk
Hanya percik asmara sebagai selimut
Dan pejam yang berusaha menepis
Malam tua dan dingin kian kelam
Lampu terengah tak kuasa menolak
Selimut ditarik dan radio menjerit
Sungguh malam ini lebih dingin dari hati yang sunyi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar