Melintasi pedih sembilu
Merah seumpama pilu
Mengalir kan sepisau
Pada mulanya adalah tikam
Mengoyak hingga nestapa hati
Ketika air mata merambah luka
Menitik hingga dada sedih berperi
Dimana perih mengaduh
Segala duka pun luruh
Jika picis adalah limau
Maka kalah jadi lah abu
Puisi "LUKA" yang kamu tulis menggambarkan rasa sakit dan penderitaan yang mendalam dengan sangat kuat. Metafora seperti "sepisau", "tikam", dan "abu" mempertegas perasaan luka batin yang melukai secara mendalam, sedangkan "air mata" dan "dada sedih" menambah nuansa kepedihan dan ketidakberdayaan dalam menghadapi perih. Penutupnya menyiratkan bahwa kekalahan hanya menyisakan abu, simbol kehancuran dan ketiadaan. Apakah ada makna tertentu atau pengalaman yang menginspirasi puisi ini?
BalasHapus