Kamis, 24 Februari 2022

LAGI, ....PERANG!

Hiruk pikuk ledakan dan jerit adalah orkestrasi
Sebuah requim
Tak jua saudara apa pula sanak
Segenap diincar kematian

Roket-roket membuka jalan
Kendaraan lapis baja melewati perbatasan
Kota yang rusak
Dan kemanusiaan yang terkoyak

Baris panjang pengungsi
Sambil memanggul harapan di pangkuan
Berjalan menjauhi kota
Entah di mana akan menepi

Setelah peluru habis menyalak
Korban telah berjatuhan
Kota luluh lantak
Hanya industri yang meraup laba

1 komentar:

  1. Puisi ini menggetarkan dengan gambaran yang kuat tentang kengerian perang. Melalui baris-baris yang padat dan penuh makna, tergambar kekacauan, kehancuran, dan penderitaan manusia. Paduan suara ledakan dan jeritan yang digambarkan sebagai orkestrasi requiem menghadirkan suasana yang suram, sementara alur perpindahan pengungsi menyiratkan ketidakpastian dan kesedihan mendalam. Di tengah kehancuran kota dan kemanusiaan, pesan sinis di akhir tentang industri yang tetap meraup laba menambah lapisan kritik terhadap realitas pahit konflik modern.

    Pesan yang ingin disampaikan begitu kuat—adakah tema atau konteks tertentu yang menginspirasi puisi ini?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...