Sebuah requim
Tak jua saudara apa pula sanak
Segenap diincar kematian
Roket-roket membuka jalan
Kendaraan lapis baja melewati perbatasan
Kota yang rusak
Dan kemanusiaan yang terkoyak
Baris panjang pengungsi
Sambil memanggul harapan di pangkuan
Berjalan menjauhi kota
Entah di mana akan menepi
Setelah peluru habis menyalak
Korban telah berjatuhan
Kota luluh lantak
Hanya industri yang meraup laba
Puisi ini menggetarkan dengan gambaran yang kuat tentang kengerian perang. Melalui baris-baris yang padat dan penuh makna, tergambar kekacauan, kehancuran, dan penderitaan manusia. Paduan suara ledakan dan jeritan yang digambarkan sebagai orkestrasi requiem menghadirkan suasana yang suram, sementara alur perpindahan pengungsi menyiratkan ketidakpastian dan kesedihan mendalam. Di tengah kehancuran kota dan kemanusiaan, pesan sinis di akhir tentang industri yang tetap meraup laba menambah lapisan kritik terhadap realitas pahit konflik modern.
BalasHapusPesan yang ingin disampaikan begitu kuat—adakah tema atau konteks tertentu yang menginspirasi puisi ini?