Punukku terasa kaku
Mataku menekuni lantai
Tak ada berani menoleh
Untuk menumpahkan segala gelisah
Kata-kata digelontorkan
Begitu saja masuk telinga
Tanpa dikunyah dan dicerna
Langsung ditelan menjadi kesadaran
Langsung merajam rasa nyamanku
Kata seolah menganak sungai
Membuatku semakin tenggelam
Tiba-tiba ada satu kata yang ku mengerti. Restu!
Semua bangunan ketakutanku runtuh
Mataku beralih menatap dengan bahagia
Puisi "RESTU" yang kamu tulis menggambarkan transformasi emosi dari ketakutan dan ketidakpastian menuju kebahagiaan dan kelegaan saat restu akhirnya diberikan. Awal puisi menciptakan suasana berat, di mana keraguan dan kecemasan mendominasi. Namun, dengan hadirnya kata "Restu", semua beban itu runtuh, memberikan rasa lega dan kebahagiaan. Perubahan emosi yang tiba-tiba tersebut menggambarkan betapa kuatnya dampak dari sebuah persetujuan atau dukungan, terutama dalam momen-momen penting dalam hidup.
BalasHapusApakah ada inspirasi khusus di balik penulisan puisi ini?