Selasa, 15 Maret 2022

RESTU

Kepalaku menunduk, dalam
Punukku terasa kaku
Mataku menekuni lantai
Tak ada berani menoleh
Untuk menumpahkan segala gelisah

Kata-kata digelontorkan
Begitu saja masuk telinga
Tanpa dikunyah dan dicerna
Langsung ditelan menjadi kesadaran
Langsung merajam rasa nyamanku

Kata seolah menganak sungai
Membuatku semakin tenggelam
Tiba-tiba ada satu kata yang ku mengerti. Restu!
Semua bangunan ketakutanku runtuh
Mataku beralih menatap dengan bahagia

1 komentar:

  1. Puisi "RESTU" yang kamu tulis menggambarkan transformasi emosi dari ketakutan dan ketidakpastian menuju kebahagiaan dan kelegaan saat restu akhirnya diberikan. Awal puisi menciptakan suasana berat, di mana keraguan dan kecemasan mendominasi. Namun, dengan hadirnya kata "Restu", semua beban itu runtuh, memberikan rasa lega dan kebahagiaan. Perubahan emosi yang tiba-tiba tersebut menggambarkan betapa kuatnya dampak dari sebuah persetujuan atau dukungan, terutama dalam momen-momen penting dalam hidup.

    Apakah ada inspirasi khusus di balik penulisan puisi ini?

    BalasHapus

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...