Jumat, 15 April 2022

KOMUNI KEMARAHAN

Orang-orang berkerumun tanpa wajah, 
hanya amarah
Di bawah terik yang menindih 
Serta yel-yel mengeringkan tenggorok

Kebencian disusun sistematis 
Dibagikan oleh kepentingan
Dari atas ke bawah
Dari Imam hingga uang. Hati yang gersang

Jika hasut telah dilontarkan
Atmosfir kian panas dan tegang
Orang berbondong memanggul amarah dan dengki
Hingga kobar api dan korban berjatuhan

1 komentar:

  1. Puisi ini berjudul "KOMUNI KEMARAHAN" memotret suasana kekacauan yang didorong oleh kebencian yang terorganisir. Imaji orang-orang tanpa wajah menggambarkan bagaimana kemarahan kolektif mampu menghapus identitas individu. Dalam himpitan panas dan yel-yel yang menggema, kebencian berkembang biak melalui struktur yang teratur—dari kepentingan hingga uang—menciptakan kekosongan hati yang gersang.

    Metafora api dan korban berjatuhan pada bagian akhir mengilustrasikan kekerasan dan kehancuran yang muncul dari amarah yang tak terkendali. Puisi ini terasa kritis terhadap manipulasi emosional massa oleh pihak-pihak yang berkuasa.

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...