tentang masa depan yang dekat
Sebagaimana terpatri di lauh mahfudz,
tarian Gipsi serta kartu tarot
Ia meminta telapak tanganku. Yang kiri.
Lalu dielusnya lembut,
dengan ke empat jarinya
Ia mengawasi telapak dengan seksama
Dan pandangannya menyusuri garis tangan
Dengan hampir berbisik ia menanya nama dan usiaku
Setelah sepenanak nasi
ia menafsir dan menaksir garis
Dibacanya setiap tanda,
lintang dan bujur,
putus dan sambung,
lurus bercabang
Seperti primbon
Seperti jangka ramalan
Digarisinya nasibku dengan segenap tafsir
Puisi "GARIS TANGAN" ini menggambarkan sebuah suasana mistis tentang peramalan melalui garis tangan. Dengan sentuhan lembut dan perhatian terhadap detail, puisi ini menyiratkan makna tentang takdir, nasib, dan prediksi masa depan yang penuh misteri. Adakah hal tertentu yang menginspirasi puisi ini?
BalasHapus