Ketika itu malam nyaris terakhir
Di timur fajar sidik
Hitam dan putihnya terburai
Kepalaku tengadah
Mencari madah
Tanganku terbuka
Menanti jawab
Pada detik selanjutnya
Suara-suara berdatangan
Dari kekosongan asali
Mengetuk sekadar takdir
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar