Bersama musim memanggul dosa waris
Disunggi di kepalanya yang uban
Lalu digebahnya bumi dengan sepenuh hentak
Darah dan daging menjadi saji persembahan
Tembok-tembok rumah berserak seperti remahan
Tangisan meratapi runtuhnya
Tanah merekah tanah terbelah
Setelah amuk bumi gemetar
Anak ayam hilang induk
Nyawa meregang diantara reruntuhan
Seperti beras yang ditampi
Secepat gempa kaki berlari
Semua hilang dalam satu tarikan nafas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar