Antara panas mentari dan gerimis musim
Bahkan radio usang jua,
memuntahkan suara serak
Di ujung gang sambil merayakan musik,
dengan gitar dan satu dua botol anggur murahan
Lagu disuarakan sepenuh penghayatan
Menjadi gemintang yang menghiasi malam
Nada tak pernah hilang senyap
Selalu mencari inang
Lalu bersemayam di haribaan hati
Diaspora, terbang di awang-awang sebagai gembira nan pedih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar