Mendahului matahari terbenam
Setelah sepeminum teh berlangsung
Petir memamerkan lidahnya
Hujan kian deras hingga putih mata
Dedaunan merunduk menanggung beban
Satu dua titik air jatuh ke lantai
Menjadi sejalur genangan kenangan
Langit sore itu masih saja murung
Tiada burung melintas. Hanya angin
Hujan sebagai tirai menghalangi pandang
Sayup-sayup suara adzan memanggil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar