Hatiku pun turut bertalu
Tentang tembang tanah dan air mata
Betapa jiwa di cengkraman haru
Angin merambati, menggiring
Menyesaki genderang telinga
Semilir suaranya sayup sampai
Mengunggah rindu dendam
Terkadang alunan suara tak kenali hati
Lewat hanya sebagai sekumpulan nada di angin lalu
Tak kesan hanya saja cukup merenung
Lalu sekilas hilang dari ingatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar