Bahunya yang bungkuk berusaha memanggul dunia
Tempat diletakkannya segenap waspada
Matanya telah katarak
Mencoba membaca tanda
Namun yang terucap hanyalah gumam tak jelas
Dikala itu pikiran menyerupai kembang jambu
Terkadang masygul menyalib ragu
Sebagai rambu penunjuk arah
Setelah sesaat tenggelam dalam diam
Dilangkahkannya kakinya yang encok
Melintasi perempatan menuju ke seberang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar