Sebagai pagar batas lintas
Setiap pikiran bebas dikelilingi kawat berduri
Harapan hanya sekadar remang dikejauhan
Kemanusiaan berdiri gamang
Menanti di pintu. Ragu.
Satu dua diselundupkan oleh nasib baik
Sisanya menumpuk hingga busuk
Ketika keputusasaan telah mencekik
Dilontarkannya roket melepas amarah
Dan air mata menjadi mimis dan peluru
Yang merobek kemanusiaan hingga berkeping
Tidak ada komentar:
Posting Komentar