digenapinya seantero rindu
Dirias oleh percik pesona,
di setiap lirik yang menghunjam
Seulas senyum mengembang,
di wajah buluh perindu
Sebagai madu,
sebagai lesung di pipinya
Tidakkah ia bersuara,
serupa angin musim yang basah
Hingga jantung berdegup,
iramanya meninabobokan
Mata perlahan mengatup,
namun hati menatap lewat damba
Lalu kau bersemayam di dalam pikiran,
hingga wajahmu terpeta jelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar