Rabu, 06 Agustus 2025

AKAR

Matanya merah, 
menyiratkan takut dan amarah
Tubuhnya gemetar sebab cemas
Keringat membasahi wajahnya yang tembaga

Di seberang jalan 
barisan lapak dihancurkan 
Beringas petugas
Tanpa ragu

Dagangan berserakan di jalan
Seperti sampah bertebaran
Harapan terinjak sepatu bot
Untung tak dapat diraih

Pikirannya terbang 
menuju anak istrinya 
Meratapi rejeki
Menangisi nasib 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...