Jumat, 17 Oktober 2025

EMBUN

Ku singkap embun di selasar
Di balik daun seperti biasanya
Dan pagi masih di timur
Seperti kemarau yang telah lampau 

Burung masih memamerkan warna
Di dahan ia berlompatan
Namun embun tak jua menitik
Hanya saja angin semilir

Pohon pun melepas dahan dan ranting
Melingkupi tanah kering
Bunga tak mekar
Karena embun moksa

Rabu, 15 Oktober 2025

KAMAR OPERASI

Maut mengawasi tanpa suara
Kamar itu pun penuh cahaya
Nyawa terbujur dipertaruhkan
Di tangan nasib ia bersimpuh

Tiada bayangan terbujur 
Di jam jam yang telah lalu
Ketegangan telah memuncak
Karena hidup dan mati hanya seutas 

Di ruang tunggu mulut-mulut berkemak kemik
Wajah-wajah menatap harapan
Doa dilarungkan takut dikabungkan
Detik merambat lambat

Jumat, 10 Oktober 2025

DAUN MUSIM

Daun terapung dan,
jatuh di haribaan
Menanggalkan warnanya dan,
meninggalkan ranting yang merana

Pada kering ia berlabuh
Karena kenangan jelas tertera 
Di tulang daun itu cerita
Menghubungkan pokok, akar dan debu

Daun memohon meratap angin
Agar hujan jatuh melepas badai
Dalam doanya ia merintih
Berharap bersatu dengan bumi

BAHASA DAN AKU

Laiknya berpacaran
Ia memeluk lidah nyaris mengulum
Tak hendak melepas hanya saja swara
Kadang mengemas selarik senyum

Pernah ku diam dan menyimak
Namun kata tetap melepaskan arti
Dari rongga pikiran terdalam
Ia menjelma sebagai kidung dan menari

Ketika itu hati mencoba mencerna
Maka iapun memuntahkan segenap nuansa
Dari warna hingga terpana
Akupun tersihir oleh suara

Rabu, 08 Oktober 2025

DULU....DULU SEKALI

Aku kepayang,
memandang siluetmu dari kejauhan 
hingga terpana tak kata

Terlihat resam tubuhmu 
dengan daster batik 
dan rambut yang digelung

Hatiku berbunga 
ketika ia melempar senyum 
lalu kepalaku seakan membesar 
seperti berisi helium

Ketika pintu ditutup 
nyawaku seakan ikut lenyap dalam senyap sambil mengejar dan menangkap bayangmu 

Selasa, 07 Oktober 2025

DUA SISI

Suara hati dan sinar lembayung 
Waktu yang terus mengejar
Sore pun meringkuk di ufuk
Dan harapan menghampar

Sumringah saat kicau pagi
Bumi yang basah oleh mata air
Menumbuhkan pucuk di cinta
Bersama angin ia menebar

Di sisi hatiku nyatanya belahan jiwa
Ku dekap agar tak kasat nyata 
Dari jarak pandang hingga rongga dada
Adalah persekutuan persetubuhan 

Jumat, 03 Oktober 2025

MABUK KEPAYANG

Pada itu malam 
Di kamar, dilaburi cahya neon
Rinduku meratap di kedip kursor
Hatiku berdegub menatap jawab

Telah senyap pada itu harap
Karena tiada kata bahkan warna
Hanya jangkrik birahi
Dan rintihan kedasih

Tiba-tiba layar menjerit
Sigap kusaut jawabnya
Namun tiada baris kata
Hanya emotikon senyum berkedip

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...