Sabtu, 17 Maret 2018

Trilogi AMARAH: I. BARA

Tiba-tiba semua berwarna merah
Seperti darah, mengalir dan tumpah
Bermuara dengki bercampur resah

Tiap langkah menggiring hujah
Ucap berubah menjadi serapah
Mengalir ke kubangan dosa dan salah

Waktu merujuk sore terik berpeluh
Bermandi airmata mengupas kilah
Membiarkan ego menjadi suluh

Khilaf dan maaf terdiam dan kalah
Duka mengisi hari dengan pongah
Menepis damai melepas amarah

3 komentar:

  1. Terima kasih, ini seri pertama dari 3 puisi

    BalasHapus
  2. Puisi "Trilogi AMARAH: I. BARA" menggambarkan intensitas kemarahan yang memuncak, menyelimuti semua dalam warna merah, simbol amarah dan kekerasan. Penggambaran ego yang membesar serta penyesalan yang terbungkam memperkuat kesan betapa sulitnya melepaskan amarah. Akankah ada kelanjutan dari trilogi ini?

    BalasHapus

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...