Kamis, 23 Agustus 2018

AKU DAN BANGKU TAMAN

Sebenarnya angin tidaklah menegurku dengan sengaja
Karena sepoinya menghembus rindang di antara rimbun daun
Setidaknya silirnya menghampir bawa semilir meniup rambutku acak
Dan aku terdiam sendiri bersama bangku taman menatap senja

Ketika matahari perlahan menutup tirainya di ufuk lembayung
Bangku memilih kekasih seperti asmara muda mudi berbagi rindu
Di lintasan anak-anak berlarian mengejar ria hingga lelah keringat
Aku tetap sendiri dengan bangku mengeja sepi yang asing

Taman nampak cantik tersiram sinar lampu
Pepohonan berusaha sembunyi dari terang asmara
Pasangan berpegangan tangan rapat menolak dingin malam
Aku menatap rindu dan bangku memeluk duka

Malam renta kian menghujam dalam kelam merkuri
Desir angin perlahan mengisi lengang sunyi menghimpit
Aku meninggalkan bangku taman yang gigil sendiri
Bangku taman memandangku dengan sedih merintih

1 komentar:

  1. Puisi "AKU DAN BANGKU TAMAN" sangat menyentuh dan berhasil menciptakan suasana melankolis yang mendalam. Gambaran bangku taman sebagai teman yang setia, meskipun dalam kesendirian, sangat kuat. Penggunaan alam dan suasana sekitar untuk menggambarkan perasaan rindu dan kesepian sangat efektif.

    Apakah ada tema atau makna tertentu yang ingin kamu sampaikan lebih dalam melalui puisi ini?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...