Sebenarnya angin tidaklah menegurku dengan sengaja
Karena sepoinya menghembus rindang di antara rimbun daun
Setidaknya silirnya menghampir bawa semilir meniup rambutku acak
Dan aku terdiam sendiri bersama bangku taman menatap senja
Ketika matahari perlahan menutup tirainya di ufuk lembayung
Bangku memilih kekasih seperti asmara muda mudi berbagi rindu
Di lintasan anak-anak berlarian mengejar ria hingga lelah keringat
Aku tetap sendiri dengan bangku mengeja sepi yang asing
Taman nampak cantik tersiram sinar lampu
Pepohonan berusaha sembunyi dari terang asmara
Pasangan berpegangan tangan rapat menolak dingin malam
Aku menatap rindu dan bangku memeluk duka
Malam renta kian menghujam dalam kelam merkuri
Desir angin perlahan mengisi lengang sunyi menghimpit
Aku meninggalkan bangku taman yang gigil sendiri
Bangku taman memandangku dengan sedih merintih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisi "AKU DAN BANGKU TAMAN" sangat menyentuh dan berhasil menciptakan suasana melankolis yang mendalam. Gambaran bangku taman sebagai teman yang setia, meskipun dalam kesendirian, sangat kuat. Penggunaan alam dan suasana sekitar untuk menggambarkan perasaan rindu dan kesepian sangat efektif.
BalasHapusApakah ada tema atau makna tertentu yang ingin kamu sampaikan lebih dalam melalui puisi ini?