Jumat, 31 Agustus 2018

BUNGA DI SEKITAR SANG PEMULA: BUNDA

Bunda.
Ucapmu lembut tiada penghakiman
Limpahan kasihmu air susu pengetahuan
Menetes dari dada Jawa sejati
Tiap belai di lembar rambut
tulus curah cinta ibu bumi
Kau bunga feodal seribu kungkung
Pasrah hati sukacita bakti suami
Di rahimmu sabda leluhur serupa jimat
Adat dijunjung ugama dipikul
Bunda,
Dari garba sucimu tumbuh buluh perindu
Pucuknya menuding langit
Menjunjung luhur memendam dalam
Hanya hamba, anak durhaka, batang bengkok
Tercerabut dari serabut babad
Kerdil oleh modernisasi yang menyihir
Namun kasihmu tetap merengkuh dahagaku
Tiada beda dalam cinta serumpun bambu
Bunda,
Di pelukmu ku tersungkur
Mengecil kerdil
Tetap merengek
Merajuk dan terpuruk
mengeja surgamu

3 komentar:

  1. Budi Bahasa yang luar biasa
    Dan aku terkesima akan tulisana yang sarat energy dan perasaan,
    Selamat dan sukses slalu buatmu kak 💪🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas apresiasinya, sahabat dan terimakasih telah mampir di coretan sederhana saya

      Hapus
  2. Puisi yang sangat indah dan penuh makna! "BUNGA DI SEKITAR SANG PEMULA: BUNDA" mengekspresikan cinta dan pengabdian yang dalam kepada sosok ibu. Konsep tentang kasih sayang dan pengetahuan yang diturunkan dari generasi ke generasi terlihat jelas, serta kesadaran akan perubahan zaman yang kadang menjauhkan dari akar budaya.

    Penggambaran bunda sebagai "bunga feodal" dan "buluh perindu" menambahkan dimensi simbolis yang kuat, menggambarkan kekuatan dan kelembutan sekaligus. Pesan tentang penerimaan dan kerinduan untuk kembali kepada cinta dan bimbingan ibu sangat menyentuh. Apakah ada tema tertentu yang ingin kamu eksplorasi lebih lanjut dalam puisi ini?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...