May, ingatkah ketika kita jalan berdampingan
Kaki kecilmu tergesa mengejar langkahku
Ketika itu sore mulai menguning
Jari-jarimu mungil menggenggam erat lengan
Kau mengoceh ceria layaknya prenjak
Riang, lugu dan murni
Kau tuding layangan di langit biru
Kau pandangi kagum kereta angin
Berjalan kencang tanpa penghela
Membelah jalanan kota
Jika lelah kita duduk di tepi lapangan
Bau rumput menggelitik hidung
Kau lanjutkan cerita
Tentang sekolah,
nyanyian yang dihafal tadi pagi
Ayah yang pemurung dengan dunia lukisnya
Tentang kakinya yang tunggal
dirajam gejolak bumi serambi
Engkau, May, adalah buah cinta terlarang
Antara marsose dan pribumi gagah penentang maut
Ibumu mati bawa noda tanpa dosa
Ditembus tajam rencong adik tercinta
May, cita-citamu telah tergapai
Suaramu memenuhi angkasa mengalahkan kicau burung
Namamu harum cemerlang
Buah bibir setiap bangsa
Aku tiada sesal memutus tali kasih kita
Sebab di hati engkau hanya adik kecil
Jagalah papamu dengan cinta
Juga mama dengan hormat
Jadikan suaramu pertanda jaman
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar