Jalan masih simpan deru
Sepanjang akasia menguning
Secabik rindang mencoba teduh
Menepis silau kemarau
Bangunan berderet lesu
Menatap hiruk pikuk sore kumuh
Angin timur merontokkan daun
Menghitung sibuk di luasan kalbu
Sungai membawa hijau
Hanyut di tenang riak
Bukit menghindar terik
Batas kontur horison
Tinggalkan semak meranggas
Tanah kerontang pecah
Kanopi langit sepanjang bayang
Pohon kapuk melepas putih biji
Dingin peluk bediding
Janapada riuh hajat senja
Lembayung payungi pengantin
Kilat foto merekam catat sejarah
Wajah sumringah gaun berkibar
Sayup azan mengeja maghrib
Matahari tenggelam
Lampu menebar terang sejarak mata
Menunjuk arah pulang nun di sana
Perjalanan susuri malam
Menyibak ramai padat merayap
Mendekap setangkup kantuk
Dikejauhan jarak telah lelah
Sabtu, 18 Agustus 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar