Lembah itu
Sebuah ceruk dikelilingi bukit batu
Menghimpun panas hingga ubun-ubun
Bayangan enggan beranjak
Rumah beratap rata bersanding tenda kulit
Bebagi teduh di gang berundak
Seorang tua
Berwajah bersih dan sabar
Duduk beralas permadani
Termanggu menatap kejauhan
Janggutnya putih panjang berwibawa
Hatinya masygul
Tiga hari mimpi yang sama
Tiga kali gundah mencabik
Di depan tenda
Seorang anak bermain
Wajahnya manis
Matanya kejora
Pelipis membayang cerdas
Anak pertama
Anak yang dinanti
Anak dari istri sahaya
"Nak!!!", Dipanggilnya sang anak dengan lembut
Tangannya menggapai senyumnya teduh
Sang anak berlari dan duduk di pangkuan
Dibelainya rambut dengan sedih merepih
Dipandangnya mata kejora hati mendelu
Buah hati dambaan puluhan purnama
"Nak, telah tiga malam ayah diterpa wahyu"
Suaranya tercekat pedih harapan
"Mimpiku menetak leher suci mata kejora"
Suaranya kian sendat meredam titik air mata
"Perintah haq dari Yang Maha Perkasa"
"Aku wajib alirkan darahmu demi taat"
"Sungguh cobaan merajam hati"
"Ayahanda bakti hamba dalam takzim"
"Demi Allah, aku rela tumpah darah di tangan perkasamu"
"Asahlah pedang dan hati di batu keyakinan"
"Kau temui anakmu tunaikan kewajiban"
"Tidak kedip mata menjemput maut"
"Sebab ridhomu ridho Yang Maha Mengambil"
Pagi menuding
Berjalan mendaki bukit kepastian
Digandengnya mata kejora pedih pasrah
Tiap langkah doa dipanjatkan
Tiap nafas ampun dilantunkan
Tiap jarak ragu dihempaskan
Di puncak ketakwaan
Dibaringkan tubuh kecil kejora beralas batu
Tangis rindu surgawi pecah
Air mata menyucikan altar
Disiapkan kemilau pedang kematian
Diacungkan di hati tabah persembahan Ilahi
Ketika tajam diarahkan pada maut
Tubuh sekejap diam terpaku bumi
Langit tersibak
Serombongan malaikat mulia bertasbih dan memujiNya
Turun membawa tumbal ketulusan
Dengan lembut para malaikat menjunjung sang kejora
Ikhlasnya berganti domba suci langit
"Hai bapak tua,
kau lulus ujian taat taqwa dan pasrah"
"Oleh kemurahanNya,
semua pengorbanan diterima tiada hisab"
"Sebagai pahala, anakmu kejora mata,
berganti domba suci qurban puja"
"Dengan izin Yang Maha Memiliki"
Rabu, 15 Agustus 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar