Iklan memenuhi ruang
Ku tatap layar kaca
Ku tekan tombol remote
Iklan berganti adegan
Iklan bertukar produk
Kunanti sinetron favorit
Ku usik bosan jam tayang
Iklan bernyanyi
Iklan dusta
Ku tegakkan kepala menolak pegal
Ku sandarkan tubuh di kursi rotan
Iklan habis
Logo berganti saluran televisi
Film mulai digadang adegan
Riang senang pandang berbinar
Gadis manis bawa berita
Lidahnya lancar mengecap dunia
Mengupas derita di lain benua
Mengulas isu bawa fakta
Moderator bagi undangan berseteru
Kritik tajam keterpihakan
Kalimat tendensius
Ramai berbalas kata. Pedas
Iklan jeda bagi debat
Iklan jawab rating
Prime time saat mendulang emas
Reality show berjuta bintang
Tanpa kecerdasan tanpa keahlian
Konsep kedodoran bahasa kasar
Tak ada pesan bahkan moral
Segala cara dihalalkan demi rating
Adegan berulang dan berulang miskin ide
Bercakap dan serapah campur baur
Iklan durasi makin panjang
Iklan bayar lebih mahal
Pindah channel acara yang lain
Lomba nyanyi sejuta kritik
Juri bak dewa berkuasa absolut
Kontestan adalah obyek cela
Menyanyi hanya selingan
Host menyita waktu dengan canda dan omong kosong
Lempar kata tukar ledek
Iklan berderet
Iklan menghabiskan slot
Capai dan kantuk
Bombardir iklan acara tak mutu
Ku tekan tombol off di remote
Televisiku tewas aku lelap
Kamis, 02 Agustus 2018
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar