Minggu, 25 November 2018

HARI-HARI ITU

Matahari memanjang sejauh sinar benderang
Lewati garis bujur yang terserak di barat
Aku menghitung langkah hingga batas kilau
Teliti setiti perlahan di rindang pohon
Lalu menyimak jarak di titik pandang

Ku sandarkan penat harap dan pikir
Bertelekan angin yang menghampir
Lapar ku kecoh dengan bersandar di batang tua
Pejamkan mata dipeluk map harapan
Mencoba mengganti lapar dahaga dengan mimpi

Sepagian menyambangi pintu yang bisu tanpa sapa
Meja kayu bertaplak motif batik mencoba wibawa
Sedang kursi menggenapi dengan jumawa
Dengan santun kuletakkan lamaran dan sejarah diri
Hempaskan cemas dan tinggalkan was-was pada penjaga

Hari telah lewat kulminasi dengan panas mendera
Ku langkahkan kaki dengan sisa lelah melemah
Menuju tempat berlindung dari terpaan putus asa
Rumah dimana kita meletakkan lapar dan lelah
Tempat menanti berita dari pintu-pintu yang angkuh dingin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...