Kamis, 01 November 2018

MIMPI SUREALIS

Jalan menanjak melandai menuju ufuk
Matahari tertahan di ceruk membelah biru
Seumpama rumput menguning
Bebatuan tersapu angin puting

Jalan mulai bergelombang
Onak tersembul di tiap tikung
Di depan jembatan berderit
Bergoyang bertelekan tanaman rambat

Sungai tak hendak beriak
Berwarna kesumba dan diam
Selintas ikan berenang melenggok
Seringai gigi dan tajam sirip

Jejak langkah di rumah kaca
Bintang berkedip kunang-kunang
Serumpun kemuning menatap langit
Kelopaknya sebagai pigura. Asing

Luasan cakrawala nuansa telur asin
Setangkup awan digiring sekawan punai
Gunungan menancapkan kaki dalam-dalam
Aku dan pelangi sendiri berbagi sepi

Nyamuk terperangkap hilang dengung
Memijah di hamparan nuansa kerontang
Aku terpana bentuk abstrak di tembok mimpi
Seolah semua merajam kesadaran

Tiba-tiba,
mataku nyalang
keringat mengalir
langit kamar tertindih gelap

Di sisiku, istri tertidur
Memeluk mimpi
Mendengkur halus
Damai

1 komentar:

  1. Puisi "MIMPI SUREALIS" ini membawa pembaca pada sebuah perjalanan mimpi yang penuh dengan gambaran sureal dan simbolik. Di setiap baitnya, ada peralihan dari suasana yang tenang dan aneh menuju rasa ketidakpastian dan kegelisahan.

    Di awal, jalan menuju ufuk digambarkan dengan langit yang terbelah dan matahari yang tertahan, menunjukkan ketegangan antara harapan dan kenyataan. Elemen alam seperti rumput, bebatuan, dan angin juga memperkuat nuansa surreal. Alam dalam puisi ini memiliki karakter yang tidak lazim, seperti sungai yang tak beriak dan ikan yang menyeramkan, memberikan kesan mimpi yang aneh dan sedikit menakutkan.

    Kemudian, pada bagian akhir, mimpi itu memudar dan pembaca dibawa kembali pada kenyataan yang damai—dengan istri yang tidur tenang di samping. Ini memberikan kontras yang kuat antara dunia mimpi yang abstrak dan menakutkan dengan realitas yang lebih lembut dan nyaman.

    Tema-tema kesepian, ketidakpastian, dan kesadaran yang terpecah sangat kuat terasa, sementara gambaran surealis dalam mimpi memberikan ruang interpretasi yang luas.

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...