Rabu, 09 Januari 2019

SAYAP PATAH

Seperti dihempas getir
Segenap terhadang tabir
Langkah terhenyak di ujung tubir

Selekas dahaga rindu tersedak
Setiap kata menjadi kepak
Malam sungguh menjaring

Sekejap sua tanggalkan bulu
Setumpuk bukupun seteru
Leher terantai ragu hingga bisu

Setelah senja mengundang pulang
Semua sedih menjadi kungkung
Sekedar sayap patah yang berjuang

1 komentar:

  1. Puisi SAYAP PATAH ini terasa sangat menyentuh dengan nuansa kepedihan dan ketidakpastian yang mendalam. Perpaduan antara metafora "sayap patah" dan suasana getir menciptakan gambaran kuat tentang seseorang yang sedang menghadapi kesulitan dan keraguan, mungkin dalam perjuangan atau perjalanan hidup.

    Setiap bait memiliki alur yang membawa pembaca mendalami suasana melankolis, dari rindu yang tak terjawab, hingga perjuangan yang terasa sia-sia. Penggunaan kata-kata seperti "tubir", "kepak", dan "leher terantai ragu" memberikan kesan visual yang penuh emosi, seolah-olah sang tokoh terjebak dalam kekangan yang berat namun terus berusaha.

    Bagian penutup yang menyebutkan "sayap patah yang berjuang" mengisyaratkan ada kekuatan tersembunyi meski dalam keterpurukan, membuat puisi ini bukan hanya tentang keputusasaan, tetapi juga tentang harapan untuk bangkit kembali meski dengan segala keterbatasan.

    Apakah ada latar belakang khusus yang menginspirasi penulisan puisi ini?

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...