Minggu, 11 Agustus 2019

KUCING HITAM

Aku sedang duduk menatap televisi. Pintu terbuka menghadap beranda. Dari gelap malam berdatangan serangga lewati pintu. Menerjang lampu bohlam di langit-langit.

Tiba-tiba, kucing hitam melintas di depan pintu. Gontai. Berdiri. Diam. Menoleh dan menatap ke arahku. Matanya yang kuning bersinar tajam terkena sinar lampu. Pandangnya menghujam ke mataku.

Tubuhnya terlindung malam. Serupa siluet. Hanya titik perak cahaya lampu di ujung bulunya yang berkedip.

Aku terkejut. Sebab kilau matanya bukan seperti mata hewan. Seram. Buas. Kelam.
Sambil mengibaskan ekornya, berjalan meninggalkanku terkesima.

Malam itu, sepanjang malam, terdengar suara erangan kucing. Bercumbu dan berkelahi di belakang rumah. Kadang erangannya terdengar di kandang, kemudian pindah di pelataran.

Suaranya menghantui sunyi malam.
Mengagetkan anakku yang sedang tidur. Hingga ia menangis.

Istriku hampir semalaman tidak tidur. Menggendong anakku. Meneteki. Meninabobokkan.

Paginya, anakku badannya demam.
Merengek terus, minta digendong.
Diberi obat turun panas, tidak mempan. Demamnya tidak turun.

Akhirnya, dengan sedikit panik kukeluarkan sepeda onthelku.
Istriku, sambil menggendong anakku dengan jarig, duduk di boncengan. Kami pergi ke rumah dukun tua.

Di rumah dukun, anakku dijampi dan disembur air mantra bercampur ludah. Oleh dukun anakku dikalungi jimat terbuat dari kulit kijang muda. Diagnosanya, anakku kesambet.

Aku jadi ingat, semalam kucing hitam lewat di depan pintu dan menatapku. Itu pertanda. Itu firasat.

Setelah mengantar pulang istri dan anakku, aku bergegas ke pasar. Kubeli ikan asin dan racun tikus.

Setibanya di rumah, ikan asin kulumuri dengan racun tikus. Dan kuletakkan dimana sekiranya kucing hitam itu lewat.

Sore hari, aku ke kandang. Hendak memberi makan sapi. Ketika sedang menurunkan jerami, terlihat bangkai kucing hitam terbujur kaku di atas jerami. Mulutnya menganga. Mengeluarkan liur. Matanya terbelalak. Menuduh.
Seolah mengatakan "Apa salahku? "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...