Tiba-tiba awan mengarak gelap
Menghapus biru langit
Seperti menebar amarah, meraung
Mencabik kemarau dengan petir
Suaranya menggelegar ciutkan nyali
Mentaripun sembunyi di gumpalan mega
Angin meniup atap dan dedaunan
Hujan pertama turun dengan cepat
Melepaskan diri dari kerumunan awan
Kilat benderang tunjukkan jalan
Butiran air yang menyerbu bumi
Menghujami setiap wajah berdebu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar