Terasa jauh jarak kematian
Bayangnya tak serupa malaikat maut
Pohon Kamboja di samping nisan berlumut
Kembangnya berjatuhan
Pusara dimana kita bersimpuh
Doa dan dupa terbang ke langit biru
Sambil tercenung diusap angin kemarau
Mencoba mengingat gurat dirimu
Seperti ritual puja
Kembang ditabur sekujur
Air disiram setaman
Jejak langkah menjauh
Punggung berpaling
Tinggalkan sepi sendiri
Rabu, 02 Oktober 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisi "ZIARAH" yang kamu tulis memberikan suasana mendalam tentang perenungan di makam, penuh dengan keheningan dan kesadaran akan kefanaan. Imaji yang kuat seperti pohon Kamboja, nisan berlumut, serta bunga yang berjatuhan menambah nuansa mistis dan melankolis. Tindakan seperti menabur bunga dan menyiram air seolah menjadi ritual penuh hormat, sementara kepergian yang diakhiri dengan sepi menghadirkan perasaan kehilangan yang sangat nyata.
BalasHapusPuisi ini benar-benar mencerminkan rasa duka dan perpisahan yang tenang namun penuh makna. Apakah ada pengalaman khusus yang menginspirasimu menulis ini?