Tentang kematian yang tidak pernah meleset
Ketepatannya serupa seorang sniper
Tidak maju tidak pula mundur
Bukan awal bukan akhir
Dengan tangan dingin merogoh sukma
Mencabutnya dengan segenap kawat duri
Mengumpulkan seluruh rasa sakit
Meletakkannya di bola mata
Menyisakan jasad beku dan tangis pecah
Tentang kehidupan yang keluar dari kematian
Setelah menghisap sari pati sang maut
Mencampurnya dengan harapan
Di wadah yang kuat dan terjaga
Meniupnya dengan tenaga hidup
Serupa pagi ketika pecah warna
Menjadi terang yang menghapus malam gulana
Sebagai hidup yang memberi kehidupan
Sebagai penanda dari jejak kematian
Rabu, 27 November 2019
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisimu yang berjudul "SESUATU" menyentuh tema yang mendalam tentang siklus kehidupan dan kematian. Engkau menggambarkan kematian dengan ketepatan yang tajam, seakan sebuah takdir yang tak bisa dihindari, namun tetap memberikan ruang bagi kehidupan baru untuk lahir. Kontras antara rasa sakit dan harapan terasa kuat, seolah keduanya saling melengkapi dalam perjalanan hidup.
BalasHapusApakah ada pengalaman tertentu yang memicu lahirnya puisi ini, atau murni dari khayalan dan refleksi filosofi?