Kangen mengotori pikiranku dengan dirimu
Wajahmu manis bulu domba. Lembut
Melayang di pelupuk
Seperti noktah tinta di kertas buram
Semua tentangmu terserap kering dalam ingatan
Terkadang aku mencoba menepis bayanganmu
Kupejamkan mata agar hilang dalam gelap
Yang terpampang hanyalah lekuk tubuhmu lengkap dengan ketelanjangan
Satu ketika kukorek abu sisa cemburu dengan telunjuk
Debunya naik ke langit-langit kamar
Menempel di sawang yang telah kotor jelaga
Kemudian menjadi fragmen-fragmen persinggungan ego kita
Menggiring semua tingkahmu menjadi rindu
Seperti remahan kue kering yang manis
Semua diperebutkan semut. Hitam maupun putih
Dikumpulkan jarahan dalam satu lumbung
Ditimbun lama di dasar intuisi
Hingga menguatkan aroma dan rasa
Selasa, 24 Maret 2020
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisi "KANGEN" yang kamu tulis penuh dengan gambaran intens dan permainan simbolik yang menarik. Ungkapan perasaan rindu di sini digambarkan dengan perumpamaan-perumpamaan yang kuat, seperti noktah tinta dan abu sisa cemburu. Fragmen-fragmen emosi itu terasa nyata, sekaligus mengalir halus dalam suasana penuh keintiman. Kamu benar-benar menangkap kompleksitas rasa kangen ini dengan puitis.
BalasHapus