Dia berdiri dalam remang
Matanya nyalang
Memandang kejauhan dari balik jendela
Napasnya mengembun di kaca
Di luar, horizon tampak temaram
Angin menyibak dedaunan dan mendesis
Hujan akan datang
Halilintar menyobek tirai langit
Gemuruh suaranya
Air berjatuhan dari sela-selanya
Miring tertiup angin
Kaca dipenuhi tetesan hingga buram
Matanya nanar
Mencoba mengurai kelabu abu
Dia tetap diam menatap
Menanti abah pulang dari sawah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EMBUN
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Keriput bukanlah usia Hanya lelah keringat Dan mata yang kelabu abu Tiada pinta hanya nanar Sebenarnya wajah masih diselubungi mimpi L...
Puisi ini menggambarkan suasana hati yang penuh kecemasan dan kekhawatiran, terutama dalam menanti kepulangan seseorang yang dicintai, dalam hal ini, sang abah. Suasana alam yang muram dengan langit temaram dan hujan yang turun deras menciptakan suasana tegang dan tak menentu. Perpaduan antara fenomena alam dan perasaan batin yang terpancar dari karakter utama membuat puisinya sangat hidup, seolah pembaca turut merasakan kepasrahan dan harapan yang menyelimuti dirinya di tengah kondisi alam yang tak bersahabat.
BalasHapus