Di selatan jalan
Perempatan
Sebuah becak belok ke kiri melintasi jaman
Bergumul dengan keramaian
Klakson menjerit
Membelah
Pertokoan telah senja tetap berbaris
Sembunyi di punggung pedagang kaki lima
Papan iklan tiada semarak
Pelayan toko tak ada semanak
Di ujung jalan Dhoho
Selalu memiliki perspektif
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
ANAK
Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...
-
Malam itu hanya ada gerimis Tak ada teman yang lain Bayi suci menangis di gendongan. Lapar Sedangkan tete ibunya kempes Malam itu kudus Kar...
-
Lusi di langit dengan hati (dalam) perjalanan ke pusat hati (dan) mengetuk pintu hati (ucapkan) selamat datang ke hatiku Seseorang di dalam ...
-
Saat itu malam hanya butuh istirahat Tiba-tiba hujan mengerubunginya Suaranya liar dan menggelegar Seperti langit akan runtuh Pohon ketakuta...
Puisi "DI UJUNG JALAN DHOHO" menyajikan gambaran yang kuat tentang suasana dan kehidupan di sebuah jalan. Berikut beberapa hal yang bisa diperhatikan:
BalasHapus1. Gambaran Visual: Penggunaan deskripsi seperti "sebuah becak belok ke kiri" dan "pertokoan telah senja" menciptakan visualisasi yang jelas tentang lokasi dan waktu.
2. Kontras: Ada kontras antara keramaian dan kesunyian, terutama dengan frasa "pelayan toko tak ada semanak" yang menunjukkan ketiadaan aktivitas di antara keramaian.
3. Perspektif: Menyebutkan bahwa "selalu memiliki perspektif" di akhir memberikan makna lebih dalam, menunjukkan bahwa meskipun suasana tampak sepi, ada nilai atau pandangan yang dapat diambil dari situ.
Jika kamu ingin mengembangkan puisi ini lebih lanjut, kamu bisa mengeksplorasi tema atau emosi yang lebih dalam tentang pengalaman di jalan tersebut. Apakah ada makna tertentu yang ingin kamu sampaikan?