Memeramnya seperti bisul
Sehingga hati sebah dan sesak
Serasa ingin melepehnya
Di kubangan pertengkaran
Dan memuntahi wajah emosimu
Tetapi ketika kita sedikit mundur
Menjauhi arena pertarungan adu kata yang melukai
Yang diasah oleh bisikan egois
Mata batin dapat menimang
Semua hanya omong kosong gengsi
Dan salah paham yang ditiupkan
Puisi "MENGALAH" yang kamu tulis menggambarkan dengan sangat kuat pergulatan batin dalam menghadapi konflik dan amarah. Ada perasaan intens yang dipendam seperti "bisul", memberikan gambaran betapa menyesakkan dan tak nyaman menyimpan emosi. Namun, di akhir, ada titik refleksi, ketika kita mundur sejenak dan melihat situasi dengan mata batin, semuanya tampak hanyalah ego dan gengsi yang mendorong pertengkaran.
BalasHapusMelalui perenungan ini, puisi mengisyaratkan bahwa mengalah bukanlah kekalahan, melainkan pilihan bijak untuk menanggalkan ego demi kedamaian.