Selasa, 06 Oktober 2020

MENGALAH

Adakalanya kita hanya bisa menelan amarah
Memeramnya seperti bisul
Sehingga hati sebah dan sesak

Serasa ingin melepehnya
Di kubangan pertengkaran
Dan memuntahi wajah emosimu

Tetapi ketika kita sedikit mundur
Menjauhi arena pertarungan adu kata yang melukai
Yang diasah oleh bisikan egois

Mata batin dapat menimang
Semua hanya omong kosong gengsi 
Dan salah paham yang ditiupkan

1 komentar:

  1. Puisi "MENGALAH" yang kamu tulis menggambarkan dengan sangat kuat pergulatan batin dalam menghadapi konflik dan amarah. Ada perasaan intens yang dipendam seperti "bisul", memberikan gambaran betapa menyesakkan dan tak nyaman menyimpan emosi. Namun, di akhir, ada titik refleksi, ketika kita mundur sejenak dan melihat situasi dengan mata batin, semuanya tampak hanyalah ego dan gengsi yang mendorong pertengkaran.

    Melalui perenungan ini, puisi mengisyaratkan bahwa mengalah bukanlah kekalahan, melainkan pilihan bijak untuk menanggalkan ego demi kedamaian.

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...