Baik dan buruk tercampur aduk
Bisa menjadi kiri dan radikal
Atau malah kanan ekstrim
Memang sesekali populis agar suara tetap dalam genggaman
Agama ageming ati nampaknya hanya slogan
Karena halal haram hilang keramat
Ketika semua telah jubah
Maka kekuasaan akan langgeng di atas angin
Kekuasaan memang mencari maqomnya sendiri
Seperti cahaya di kemaluan Dedes
Namun para penguasa membuat jalan pintas menuju wahyu
Dengan mengajarkan seluk beluk rahasia menjadi penguasa
Kepada keluarganya kepada trahnya
Puisi ini tampak mengandung kritik terhadap kekuasaan yang sering kali dicampuri oleh kepentingan pribadi maupun kelompok. Simbolisme yang digunakan, seperti "cahaya di kemaluan Dedes," merujuk pada figur historis dan mitologis yang memiliki kaitan dengan kekuasaan yang diwariskan atau diambil dengan jalan tertentu, di luar jalur semestinya. Kritik terhadap manipulasi agama dan populisme sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan juga terasa kuat, menyampaikan bahwa kekuasaan sering kali kehilangan substansi moralitasnya demi kepentingan politik. Terasa adanya sindiran tajam terhadap bagaimana kekuasaan diraih dan dipertahankan, sering kali dengan cara yang melanggar nilai-nilai luhur.
BalasHapusApa inspirasi di balik puisi ini?