Minggu, 11 April 2021

OROK

Aku keluar dari gua garba bernama Bunda
Kulitku sedikit keriput berwarna bayi, merah
Mata terpejam menepis silau
Tubuh masih basah oleh air kehidupan
Sejumput darah di rambut
Sebelum plasenta diputus, tubuhku dibaringkan di dada
Kehangatan yang menyatu dalam tubuhku
Telinga kananku diadzani dan kiri iqomah

Setelah cukup interaksi
Tubuh dibersihkan
Plasenta digunting
Sisanya diberi alkohol, diperban
Baju dikenakan
Wangi minyak telon
Di atas ranjang box bayi
Aku dibawa ke kamar
Menemui kedua orang tuaku
Lalu diberi oleh bunda ASInya
Kuminum dengan lahap hingga kenyang
Setelah itu kantuk datang mendera

1 komentar:

  1. Puisi "OROK" ini menangkap momen kelahiran dengan keindahan yang mendalam dan detail yang intim. Penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat memberikan gambaran jelas tentang pengalaman seorang bayi yang baru lahir, mulai dari perjalanan keluar dari rahim hingga momen pertama berinteraksi dengan orang tua.

    Penggambaran tentang "guar garba" dan "air kehidupan" menciptakan nuansa sakral, sedangkan rincian tentang perawatan pertama, seperti pemotongan plasenta dan kehangatan dari sentuhan ibu, menyoroti kasih sayang dan perhatian yang ada dalam momen itu. Elemen suara adzan dan iqomah juga menunjukkan keterkaitan spiritual dalam pengalaman kelahiran.

    Akhir puisi, yang menyoroti kenyamanan dan kedamaian saat diberi ASI, menciptakan perasaan bahagia dan tenang, seolah-olah mencerminkan hubungan awal antara ibu dan anak.

    Apakah Anda ingin mendiskusikan tema atau elemen tertentu dalam puisi ini lebih lanjut?

    BalasHapus

ANAK

Diasuhnya doa dan birahi Hingga menetes Eros Sebagaimana puja Kama Ratih Kau mendatangi dunia dengan polos Lalu disadapnya setiap tetes kehi...