Campuran asap kretek dan keringat
Sedangkan air tetap mengalir coklat sebagai dosa
Sampah pun menghiliri sungai
Di bawah jembatan kita adalah rumah tangga
Dengan listrik menggantung di atas tiang
Di sana anak-anak dilahirkan
Beralas kertas kardus bermain dengan botol plastik
Terkadang air meluap menggenangi
Menyapu setiap jengkal kehidupan
Di atas kita berlindung pada harapan
Di tenda berteduh dari haus dan lapar
Lain ketika hanya bau yang tiba
Bangkai jua hanyut penuju
Kita tetap menanak dan beranak
Demikian hari berganti di bantaran
Puisi "DI BANTARAN SUNGAI" ini menggambarkan kehidupan keras dan penuh perjuangan di tepi sungai yang penuh dengan realitas pahit. Ada gambaran kesenjangan sosial yang kontras antara keindahan alam dan penderitaan manusia yang hidup di dalamnya. Kehidupan terus berjalan meski di tengah kemelaratan, digenangi air cokelat, diiringi bau busuk, namun tetap ada secercah harapan.
BalasHapusPesan puisi ini terasa begitu kuat tentang ketahanan manusia menghadapi kondisi yang sulit, di mana tenda dan harapan menjadi pelindung dari kenyataan keras yang tak kunjung hilang. Di balik kerapuhan yang tersirat dari alas kardus dan mainan botol plastik, ada kesederhanaan hidup yang terus berjalan meski dihempas banjir atau luapan air.