Sabtu, 26 Februari 2022

DI BANTARAN SUNGAI

Di rumpun gelagah itu cinta dijual ketengan
Campuran asap kretek dan keringat 
Sedangkan air tetap mengalir coklat sebagai dosa
Sampah pun menghiliri sungai

Di bawah jembatan kita adalah rumah tangga
Dengan listrik menggantung di atas tiang
Di sana anak-anak dilahirkan
Beralas kertas kardus bermain dengan botol plastik

Terkadang air meluap menggenangi
Menyapu setiap jengkal kehidupan
Di atas kita berlindung pada harapan
Di tenda berteduh dari haus dan lapar

Lain ketika hanya bau yang tiba
Bangkai jua hanyut penuju
Kita tetap menanak dan beranak 
Demikian hari berganti di bantaran

1 komentar:

  1. Puisi "DI BANTARAN SUNGAI" ini menggambarkan kehidupan keras dan penuh perjuangan di tepi sungai yang penuh dengan realitas pahit. Ada gambaran kesenjangan sosial yang kontras antara keindahan alam dan penderitaan manusia yang hidup di dalamnya. Kehidupan terus berjalan meski di tengah kemelaratan, digenangi air cokelat, diiringi bau busuk, namun tetap ada secercah harapan.

    Pesan puisi ini terasa begitu kuat tentang ketahanan manusia menghadapi kondisi yang sulit, di mana tenda dan harapan menjadi pelindung dari kenyataan keras yang tak kunjung hilang. Di balik kerapuhan yang tersirat dari alas kardus dan mainan botol plastik, ada kesederhanaan hidup yang terus berjalan meski dihempas banjir atau luapan air.

    BalasHapus

EMBUN

Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau  Burung masih memamerka...