Di bilik mendung ia gemuruh
Mengalirkan airnya ke sungai hingga coklat
Menerjang bantaran kian porak poranda
Pohonan turut hanyut terombang ambing
Timbul tenggelam kehabisan nafas
Namun hujan kian deras melepas
Hingga kelabu pucat langit dibuatnya
Amarah tak lekang karena dinginnya hujan
Titiknya tinggal rintik gerimis
Sungai menjadi arus tak putus
Hanya saja langit tetap murung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar