Onak duri tiada dirasa
Nafasnya terengah lelah
Dan keringat kuyup membasahi tubuh
Serrr.... serrr.... serrrr....
Tiga batang anak panah mengejar angin
Tepat menancap di punggung dan leher
Merobek kulit hingga nganga luka
Darah menetes sebagai ratna manikam
Jatuh membasahi bumi lata
Tubuh terjerambab
Dengan sisa tenaga dicobanya merangkak
Tangannya meraih rerumputan
Namun nyawa genap meregang
Puisi "TIGA BATANG ANAK PANAH" ini terasa sangat kuat dan visual, menggambarkan perjuangan hidup mati dalam situasi yang intens. Adegan pengejaran dan anak panah yang menghujam tubuh memberikan kesan yang dramatis dan tragis. Penggunaan deskripsi alam seperti "onak duri," "serrr... ser...," dan "merobek kulit" menghidupkan suasana keganasan alam dan pertempuran. Akhir yang menunjukkan kehabisan tenaga dan kematian yang tak terelakkan membuat puisi ini sangat menggugah emosi pembaca.
BalasHapusAdakah inspirasi khusus di balik puisi ini?