Disaksikan berpasang mata yang menari-nari
Tidakkah malam adalah hak pengantin
Maka selimuti saja kamar dengan tabir gerimis
Dibeberapa sudut api pun mekar serupa kembang
Nyalanya mewarnai langit malam terakhir
Mari kita tiup serunai beramai
Ucapkan selamat tinggal pada berdesakan
Tunggu sebentar!, diletakkan di mana gerangan cinta?
Dengan sedikit aroma alkohol tentunya wajahnya merona
Lalu sisa malam dipindah ke ranjang
Malam pengantin memang panjang
Penuh bisik-bisik hingga cicak berkejaran
Namun kelambu telah menutup hingga berpeluh
Puisi ini menggambarkan momen malam pernikahan yang intim dan penuh emosi, dengan simbol-simbol seperti hujan, gerimis, dan api yang menguatkan suasana. Ada juga sentuhan kehidupan sehari-hari yang sederhana, seperti cicak yang berkejaran, namun tetap memiliki nuansa romantis dan sensual. Malam pengantin dipotret sebagai waktu yang sakral, panjang, dan penuh makna, dengan kehadiran bisik-bisik dan peluh yang melambangkan keintiman dua insan yang baru saja mengikat janji.
BalasHapusSimbol-simbol yang digunakan memperkuat suasana tersebut, menciptakan kesan bahwa malam itu adalah titik awal yang berkesan dalam perjalanan panjang bersama.