Pedangpun terhunus
Hati dan pikiran mengejang
Ketika momennya tiba
Pedang mengejan
Membelah angin merobek bahu
Darah terburai
Tubuh terkulai
Langit menangis
Ku singkap embun di selasar Di balik daun seperti biasanya Dan pagi masih di timur Seperti kemarau yang telah lampau Burung masih memamerka...
Puisi yang berjudul "PEDANG" ini memberikan gambaran tentang kekerasan dan ketegangan yang tajam. Gaya bahasanya sangat visual, menunjukkan ketegangan dalam pikiran dan tubuh sebelum kekerasan itu terjadi. Aksi pedang yang digambarkan secara rinci menambah dramatisasi dan intensitas. Puisi ini menangkap momen penuh kekuatan dan konsekuensi yang suram melalui bahasa yang padat dan simbolis.
BalasHapus